1. Seorang
peneliti lingkungan menemukan suatu jenis bakteri di perairan air tawar.
Setelah diamati lebih lanjut, bakteri tersebut mempunyai pigmen klorofil,
karoten, dan pigmen tambahan. Keberadaan pigmen klorofil tersebut mendukung
berlangsungnya proses fotosintesis. Berdasarkan ciri-cirinya, bakteri tersebut
termasuk dalam kelompok . . .
A.
Bakteri
Gram positif
B.
Proteobacteria
C.
Cyanobacteria
D.
Spirochetes
E.
Chlamydias
2.
Suatu
daerah di sekitar kawasan industri tekstil mengalami pencemaran. Air limbah
dari industri mengandung pewarna sintetis dan senyawa aromatik yang mencemari
tanah dan aliran sungai. Di sisi lain, penggunaan pestisida organoklorin secara
berlebihan oleh petani menyebabkan akumulasi bahan kimia berbahaya di dalam
tanah. Pemerintah daerah mendorong pemanfaatan jamur sebagai agen bioremediasi
untuk membersihkan lingkungan secara berkelanjutan. Para ahli ekotoksikologi
menyarankan penerapan bioremediasi berbasis jamur untuk membersihkan lingkungan
secara berkelanjutan. Manakah solusi berikut yang tepat diterapkan untuk
mengatasi permasalahan tersebut? Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar
lebih dari satu.
Menggunakan
Phanerochaete chrysosporium yang menghasilkan enzim lignin peroksidase
untuk menguraikan senyawa aromatik pada limbah industri tekstil.
Mengaplikasikan
white rot Fungi penghasil enzim laktase dan mangan peroksidase untuk
mendegradasi pestisida organoklorin dalam tanah tercemar.
Menginokulasikan
Aspergillus niger untuk memecah senyawa aromatik dalam limbah industri
tekstil melalui aktivitas enzim fitase dan protease.
Menggunakan
Penicillium citrinum yang menghasilkan enzim glukosidase untuk
menetralkan racun pestisida organoklorin dalam tanah pertanian yang tercemar.
Memanfaatkan
Trichoderma harzianum sebagai agen mikrobial penghasil enzim selulase
untuk mendekomposisi logam berat dalam limbah industri tekstil.
Cermati
teks berikut untuk menjawab soal nomor 3-5
Keragaman
Burung di Taman Wisata Alam Camplong
Taman
Wisata Alam (TWA) Camplong di Nusa Tenggara Timur merupakan habitat penting bagi
keberadaan burung-burung endemik dan sebaran terbatas. Dalam kawasan ini
tercatat ada 45 jenis burung yang terdiri atas 6 jenis burung endemik Timor, 18
jenis burung endemik Nusa Tenggara, dan 24 jenis burung dengan sebaran
terbatas. Berdasarkan survei oleh BirdLife International, keenam jenis burung
endemik Timor, meliputi sikatan timor (Ficedula timorensis), opior timor
(Heleia muelleri), mizomela timor (Myzomela vulnerata), celucuk
timor (Buettikoferella bivittata), cikukua timor (Philemon inornatus),
dan isap-madu timor (Lichmera flavicans)
Penelitian
lebih lanjut menyatakan bahwa dalam kurun waktu 2 tahun, jenis burung dengan
sebaran terbatas mengalami penurunan jumlah jenis sebanyak 9 jenis. Kesembilan
burung tersebut, yaitu punai timor (Trevon psittoceus), uncal kelam (Macropygia
magno), delimukan wetar (Gallicolumbo hoedtii), kakaktua kecil jambu
kuning (Cacatua sulphurea), nuri raja kembang (Aprosmictus
jonquillaceus), buntut tumpul timor (Urosphens subulato),
burung-madu matari (Nectorinio solaris), bondol-hijau triwarna (Erythrura
tricolor), dan gelatik timor (Padda fuscata). Burung-burung ini
mencerminkan kekhasan fauna Indonesia Timur yang memiliki karakteristik unik,
seperti ukuran tubuh kecil, warna mencolok, serta suara khas yang digunakan
untuk berkomunikasi das menandai wilayahnya. Ciri khas burung-burung endemik
dan sebaran terbatas tersebut tidak hanya tampas pada ciri morfologi, tetapi
juga dalam kebiasaan makan dan jenis makanannya.
Dalam
sistem Taksonomi, burung-burung tersebut dikelompokkan ke dalam berbagai famili
dan genus berdasarkan persamaan morfologi dan kekerabatan genetik. Misalnya
burung pemakan madu, seperti dan genus Lichmera, Philemon, dan Myzomela
termasuk dalam famili Meliphagidae dan ordo Passeriformes Sementara itu,
kelompok burung pemakan serangga, seperti dari genus Heleia dan Ficedula
termasuk dalam famili berbeda, tetapi berada dalam ordo yang sama, yaitu
Passeriformes. Ada juga burung dari genus Treron dan Gallicolumba termasuk
dalam famili Columbidae dan ordo Columbiformes.
Sumber: Paga,
B., dkk. (2008). PARTNER, Vol. 15(1)
3.
Berdasarkan
informasi dalam bacaan, tentukan jawaban YA atau TIDAK untuk
setiap pertanyaan berikut terkait ciri-ciri kelompok burung yang terdapat di
TWA Camplong!
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
|
Apakah
burung dari genus Myzomela memiliki ukuran tubuh kecil dan paruh panjang yang
melengkung ke bawah untuk mengisap nektar dari bunga?
|
|
|
|
Apakah
burung endemik Timor jenis Cacatua sulphurea memiliki ciri khas berupa
jambul berwarna kuning cerah yang bisa ditegakkan?
|
|
|
|
Apakah
burung endemik Timor jenis Philemon inornatus memiliki tubuh berukuran
kecil dengan paruh lebar dan memakan nektar?
|
|
|
4.
Manakah
pernyataan berikut yang menunjukkan pengelompokan burung berdasarkan
karakteristiknya sesuai informasi dalam bacaan? Pilihlah jawaban yang benar!
Jawaban benar lebih dari satu.
Lichmera
flavicans termasuk burung pemakan serangga sehingga
dikelompokkan ke dalam famili Muscicapidae.
Heleia
muelleri merupakan burung yang memiliki garis
melingkari mata sehingga dikelompokkan ke dalam famili Zosteropidae.
Ficedula
timorensis merupakan burung pemakan madu sehingga
dikelompokkan ke dalam famili Meliphagidae.
Padda
fuscata termasuk burung pemakan biji sehingga
dikelompokkan ke dalam famili Estrildidae.
Gallicolumba
hoedtii merupakan burung yang memiliki paruh pendek
dan kepala kecil sehingga dikelompokkan ke dalam famili Columbidae.
5.
Pasangan
jenis burung di TWA Camplong yang menunjukkan hubungan kekerabatan paling dekat
berdasarkan tingkat taksonomi adalah. . .
A.
punai
timor dan delimukan wetar memiliki kekerabatan terdekat pada tingkat ordo,
yaitu Columbiformes
B.
isap-madu
timor dan cikukua timor memiliki kekerabatan terdekat pada tingkat ordo, yaitu
Passeriformes
C.
opior
timor dan mizomela timor memiliki kekerabatan terdekat pada tingkat famili,
yaitu Meliphagidae
D.
sikatan
timor dan opior timor memiliki kekerabatan terdekat pada tingkat ordo, yaitu
Passeriformes
E.
sikatan
timor dan opior timor memiliki kekerabatan terdekat pada tingkat famili, yaitu
Zosteropidae
6.
Seorang
ahli Taksonomi mengamati beberapa jenis hewan Hasil pengamatan yang diperoleh
sebagai berikut!
1.)
Hewan K.
hidup di darat, memiliki sayap, berkembang biak dengan cara bertelur, dan
bernapas menggunakan paru-paru
2.)
Hewan L.
hidup di darat, memiliki kaki, berkembang biak dengan cara melahirkan, dan
bernapas menggunakan paru-paru.
3.)
Hewan M.
hidup di air, memiliki sirip, berkembang biak dengan cara bertelur, dan
bernapas menggunakan insang
4.)
Hewan N.
hidup di darat, memiliki kaki, berkembang biak dengan cara bertelur melahirkan,
dan bernapas menggunakan paru-paru.
Bagaimana
prinsip sistem klasifikasi yang digunakan oleh ahli Taksonomi tersebut untuk
mengelompokkan hewan-hewan tersebut? Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar
lebih dari satu.
Menggunakan
klasifikasi sistem alami untuk mengelompokkan hewan L dan N berdasarkan alat
geraknya.
Hewan K,
L, dan N dapat dikelompokkan berdasarkan cara bernapasnya dengan menerapkan
klasifikasi sistem buatan.
Hewan K,
L, M, dan N dapat dikelompokkan berdasarkan hubungan kekerabatannya karena
memiliki tulang belakang menggunakan klasifikasi sistem filogenetik
Menggunakan
sistem klasifikasi buatan untuk mengklasifikasikan hewan K dan M berdasarkan
cara reproduksinya.
Mengelompokkan
hewan K, L, dan N berdasarkan habitatnya menggunakan klasifikasi sistem alami
Perhatikan
informasi berikut untuk menjawab soal nomor 7 dan 8!
Potensi
Tumbuhan untuk Fitoremediasi
Tumbuhan
memiliki peran ekologis yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan, salah satunya melalui fitoremediasi, yaitu proses pemulihan lahan
tercemar logam berat dengan memanfaatkan tumbuhan. Beberapa jenis tumbuhan yang
dapat digunakan sebagai fitoremediasi, antara lain Eichhornia crassipes,
Echinodorus palaefolius, Jatropha curcas, Ipomoea reptans, dan Calotropis gigantea.
Kelima tumbuhan tersebut berperan membersihkan lingkungan dari zat-zat
pencemar, misalnya logam berat sehingga dapat memulihkan ekosistem yang
terganggu akibat pencemaran.
Adapun
karakteristik setiap tanaman yang berperan dalam fitoremediasi tersebut
dijelaskan pada kunci dikotom berikut.
1. a. tumbuhan berkeping satu ..................................................................................... 2
b.
tumbuhan berkeping dua....................................................................................... 3
2. a. tangkai daun menggembung................................................................. Tumbuhan
P
b. tangkai
daun tidak menggembung......................................................... Tumbuhan
Q
3. a. bentuk pertulangan daun menyirip......................................................................... 4
b. bentuk
pertulangan daun menjari.......................................................... Tumbuhan
R
4. a. batang herbaseus.................................................................................. Tumbuhan
S
b. batang
berkayu..................................................................................... Tumbuhan
T
Disadur
dari: Yulianti, L. I. M. (2021) Biota: Jurnal ilmiah ilmu-Ilmu Hayatı,
Vol. 6(2), Paulina, M. dan Faradika, M. (2024) Journal of Global Forest and
Environmental Science, Vol. 4(1)
7.
Berdasarkan
kunci dikotom yang disajikan, nama tumbuhan beserta kelompoknya yang memiliki
ciri antara lain biji berkeping dua, bentuk pertulangan daun menyirip, dan
batang herbaseus Adalah. . .
A.
Calotropis
gigantea, termasuk kelompok Dicotyledoneae
B.
Ipomoea
reptans, termasuk kelompok Dicotyledoneae
C.
Ipomoea
reptans, termasuk kelompok Monocotyledoneae
D.
Jatropha
curcas, termasuk kelompok Dicotyledoneae
E.
Echinodorus
palaefolius, termasuk kelompok Monocotyledoneae
8.
Urutan
identifikasi untuk tumbuhan yang berperan dalam fitoremediasi sesuai kunci
dikotom tersebut adalah....
A.
tumbuhan P
adalah Echinodorus palaefolius dengan urutan kunci dikotom 1a-2a
B.
tumbuhan Q
adalah Eichhornia crassipes dengan urutan kunci dikotom 1a-2b
C.
tumbuhan R
adalah Jatropha curcas dengan urutan kunci dikotom 1b-3b
D.
tumbuhan S
adalah Calotropis gigantea dengan urutan kunci dikotom 1b-3a-4a
E.
tumbuhan T
adalah Ipomoea reptans dengan urutan kunci dikotom 1b-3a-4b
9.
Berbagai
makhluk hidup menunjukkan keanekaragaman yang berbeda, baik pada tingkat gen
maupun jenis. Tentukan Keanekaragaman Jenis atau Keanekaragaman
Gen untuk setiap pernyataan berikut!
|
Pernyataan
|
Keanekaragaman
jenis
|
Keanekaragaman
gen
|
|
Di
beberapa daerah di Indonesia tumbuh jeruk bali, jeruk keprok, dan jeruk nipis
yang memiliki rasa, ukuran, dan bentuk buah yang berbeda.
|
|
|
|
Petani
di Indonesia menanam beras ketan hitam, ketan putih, dan padi biasa yang
memiliki sifat-sifat berbeda akibat persilangan alami maupun buatan
|
|
|
|
Peneliti
menyilangkan dua jenis mawar menghasilkan tanaman baru dengan warna bunga
ungu dan kelopak lebih besar dari kedua induknya.
|
|
|
10.
Indonesia
dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di
dunia. Namun pembangunan, alih fungsi lahan, budi daya tanaman varietas unggul,
eksploitasi satwa liar, dan ekploitas koral menjadi ancaman nyata terhadap
keberlanjutan sumber daya hayati tersebut. Dari berbagai kasus yang terjadi di
Indonesia, manakah pernyataan yang tepat untuk menunjukkan hubungan antara
permasalahan keanekaragaman hayati dan upaya pelestariannya? Pilihlah jawaban
yang benar! Jawaban benar lebih dar satu
Berkurangnya
populasi harimau sumatra akibat perburuan dan konflik dengan manusia dapat
diatas dengan memindahkan seluruh populasi harimau sumatra ke kebun binatang
agar lebih aman
Deforestasi
di Kalimantan menyebabkan hilangnya habitat orang utan sehingga perlu dilakukan
konservasi in situ, seperti pembangunan taman nasional menjadi solusi
pelestarian habitat alaminya
Penggunaan
varietas unggul yang seragam dalam pertanian meningkatkan hasil panen sekaligus
menjaga keanekaragaman genetik local
Eksploitası
berlebihan terhadap terumbu karang menyebabkan kerusakan ekosistem laut sehing
diperlukan pembentukan kawasan konservasi laut sebagai bentuk pelestarian
ekosistem.
Perdagangan
ilegal burung endemik di Papua dapat dikurangi dengan edukasi masyarakat dal
penguatan penegakan hukum sebagai bagian dari pelestarian spesies
11.
Seorang
petani mengalami penurunan hasil panen padi akibat degradasi kesuburan tanah.
la disarankan menggunakan teknik pertanian ramah lingkungan, salah satunya
dengan menanam tanaman legum (kacang-kacangan) yang diketahui mampu membantu
memperbaiki kualitas tanah. Setelah beberapa musim, ia melihat perbaikan
signifikan dalam kesuburan tanah dan peningkatan hasil panen tanpa perlu
memberikan banyak penggunaan pupuk anorganik. Berdasarkan kasus tersebut,
manakah pernyataan yang paling tepat untuk menjelaskan peran bakteri dalam
membantu petani tersebut?
A.
Bakteri
patogen pada akar tanaman legum dapat merangsang tanaman untuk mengeluarkan zat
penyubur tanah.
B.
Bakteri
nitrifikasi mengubah senyawa nitrogen di udara menjadi oksigen yang menyuburkan
tanah.
C.
Bakteri
pengikat nitrogen hidup bersimbiosis dengan akar tanaman legum dan mengubah
nitrogen bebas menjadi senyawa yang dapat diserap tanaman.
D.
Bakteri
fermentasi pada tanaman legum membantu menguraikan zat organik dalam tanah
sehingga menambah unsur hara.
E.
Bakteri
pada daun tanaman legum menyerap nitrogen dari udara dan menyalurkannya
langsung ke akar melalui pembuluh angkut.
12.
Perhatikan grafik perubahan kadar nitrat dan populasi fitoplankton
di danau X selama 6 bulan di samping.
Berdasarkan
grafik tersebut, tentukan tepat atau tidak tepat untuk setiap
pernyataan berikut mengenai keterkaitan komponen biotik dan abiotikdo ekosistem!
|
Pernyataan
|
Tepat
|
Tidak
tepat
|
|
Kadar
nitrat merupakan komponen biotik yang dapat memengaruhi dinamika populasi
fitoplankton di danau.
|
|
|
|
Meningkatnya
kadar nitrat pada Februari hingga Maret berkorelasi dengan me-ningkatnya
populasi fitoplankton sebagai konsumen utama di danau.
|
|
|
|
Penurunan
kadar nitrat dari Maret ke Juni menyebabkan penurunan populasi fitoplankton
yang selanjutnya akan diikuti penurunan populasi konsumen primer.
|
|
|
Cermati
informasi berikut untuk menjawab soal nomor 13 dan 14!
Hilangnya
Spesies Herbivor Besar dan Dampaknya terhadap Ekosistem Sabana Afrika
Kehilangan
spesies herbivor besar, seperti gajah afrika (Loxodonta africono), zebra
dataran (Equus quagga) dan kerbau afrika (Syncerus caffer) di
ekosistem padang sabana Afrika telah menimbulkan dampak ekologis yang nyata dan
luas. Studi lapangan menunjukkan bahwa hewan-hewan ini bukan hanya pemakan
rumput. tetapi juga berperan sebagai pengendali struktur vegetasi dan pengatur
distribusi nutrien di tanah. Misalnya, gajah berperan dalam membuka lahan
dengan merobohkan pohon-pohon kecil sehingga menciptakan habitat terbuka yang
mendukung pertumbuhan rumput dan memungkinkan mobilitas spesies lain. Tanpa
kehadiran gajah, vegetasi sabana menjadi lebih tertutup karena didominasi oleh
semak berduri dan pohon invasif yang menurunkan keanekaragaman tumbuhan herba
Zebra
dan kerbau juga berperan penting dalam mengendalikan pertumbuhan rumput
tertentu yang cepat mendominasi jika tidak dikendalikan sehingga menjaga
heterogenitas vegetasi dan menyediakan sumber makanan bagi herbivor kecil,
seperti impala dan antelop Thomson. Selain itu, melalui aktivitas ekskresi
urine, herbivor besar menyebarkan nutrien penting, seperti nitrogen dan fosfor
ke seluruh area padang rumput. Ekskresi hewan herbivor berfungsi sebagai pupuk
alami yang memperkaya bahan organik dalam tanah dan mendukung pertumbuhan
rumput. Ketika populasi herbivor ini menurun akibat perburuan liar, konversi
lahan menjadi pertanian, dan pembangunan infrastruktur maka akan terjadi penumpukan
nutrien di lokasi-lokasi tertentu dan kekurangan nutrien di area lain. Kondisi
ini menyebabkan degradasi kesuburan tanah secara spasial.
Penurunan
kesuburan tanah ini memperlambat laju dekomposisi serasah, menurunkan
produktivitas primer, dan memperburuk siklus karbon lokal Akibatnya, serangga
detritivor, seperti rayap dan kumbang kotoran kehilangan habitat sehingga
memengaruhi populasi burung insektivor dan predator kecil. Lebih jauh lagi,
ekosistem yang semula dinamis menjadi lebih homogen dan kurang resiliensi
terhadap gangguan seperti kekeringan dan kebakaran karena tidak ada lagi
spesies besar yang menciptakan ruang terbuka atau mengatur dinamika vegetasi
secara aktif Oleh karena itu, herbivor besar dikategorikan sebagai
"arsitek ekosistem" karena mengatur secara langsung struktur, fungsi,
dan interaksi antarspesies di sabana Upaya konservasi terhadapspesies ini tidak
hanya bertujuan menyelamatkan dari kepunahan, tetapi juga mempertahankan fungsi
ekologi sabana secara keseluruhan. Kehilangan herbivor besar akan memicu
keruntuhan berantai pada sistem yang sangat tergantung pada keseimbangan
interaksi antarkomponen biotik dan abiotik.
Sumber:
Young, H. S., dkk. (2013). Journal of Ecology, Vol. 101(4)
13.
Berdasarkan
informasi pada teks, tentukan jawaban Ya atau Tidak untuk setiap
pertanyaan berikut terkait dampak ekologi jangka panjang dari hilangnya salah
satu komponen ekosistem!
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
|
Apakah
hilangnya herbivor besar mendorong invasi spesies pohon eksotik dan
menyebabkan peningkatan produktivitas primer di wilayah padang rumput?
|
|
|
|
Apakah
ketiadaan herbivor besar mengakibatkan homogenisasi vegetasi dan penurunan
habitat serangga detritivor sehingga dapat melemahkan dinamika rantai
makanan?
|
|
|
|
Apakah
penurunan populasi herbivor besar menyebabkan peningkatan aktivitas mikrob
tanah sehingga mempercepat daur ulang karbon dan nitrogen?
|
|
|
14.
Berdasarkan
informasi dalam bacaan, manakah pernyataan yang paling benar mengenai peran
makhluk hidup dalam ekosistem sabana?
A.
Gajah
afrika berperan sebagai konsumen sekunder yang juga bertindak sebagai
pengontrol struktur vegetasi melalui aktivitas merusak pohon dan membuka
habitat terbuka.
B.
Serangga
detritivor berperan sebagai produsen yang membantu menjaga siklus karbon
melalui fotosintesis pada bahan organik.
C.
Antelop
Thomson berperan sebagai konsumen primer yang bergantung pada keanekaragaman
rumput yang dijaga oleh aktivitas herbivor besar, seperti zebra dan kerbau.
D.
Rayap
berperan sebagai dekomposer yang memakan bahan organik mati sehingga berperan penting
dalam daur ulang nutrien di dalam ekosistem.
E. Impala berperan sebagai konsumen sekunder yang dapat menggantikan
peran herbivor besar yang populasinya makin berkurang.
Perhatikan jaring-jaring makanan berikut untuk menjawab soal nomor
15 dan 16!
15.
Tetentukan Benar
atau Salah untuk setiap pernyataan berikut terkait dampak hilangnya
organisme pada jaring-jaring makanan di ekosistem laut!
|
Pernyataan
|
Benar
|
Salah
|
|
Penurunan
populasi zooplankton tidak akan memengaruhi burung laut secara signifikan karena
burung laut tidak secara langsung memakan zooplankton.
|
|
|
|
Jika
populasi ikan berkurang secara drastis, populasi udang akan meningkat,
sedangkan populasi burung laut berkurang, tetapi tidak signifikan karena
burung laut masih memiliki alternatif sumber makanan yang lain.
|
|
|
|
Hilangnya
hiu akan secara langsung mengurangi tekanan predasi pada ikan sehingga
populasi ikan cenderung meningkat.
|
|
|
16.
Jika
populasi kepiting di kedua jaring-jaring makanan tersebut menurun secara
signifikan karena adanya penangkapan besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan
pangan, bagaimana stabilitas kedua ekosistem tersebut? Pilihlah jawaban benar!
Jawaban benar lebih dari satu
Ekosistem
laut akan lebih terpengaruh karena kepiting merupakan makanan utama bagi burung
laut sehingga burung laut sangat bergantung pada ketersediaan kepiting
Ekosistem
laut menjadi kurang stabil karena penurunan populasi kepiting akan secara
drastis mengurangi pasokan makanan bagi ikan dan hiu di tingkat trofik lebih
tinggi
Ekosistem
laut akan menunjukkan stabilitas yang lebih besar karena hilangnya kepiting
dapat diimbangi oleh ketersediaan ikan sebagai sumber makanan alternatif bagi
burung laut.
Ekosistem
sungai menjadi kurang stabil karena kepiting menjadi sumber makanan utama bagi
burung raja udang sehingga penurunan kepiting menyebabkan berkurangnya populasi
burung raja udang
Ekosistem
sungai akan lebih stabil karena memiliki keanekaragaman spesies yang lebih
tinggi dibanding ekosistem laut sehingga terdapat lebih banyak jalur energi
yang tidak bergantung sepenuhnya pada kepiting
Cermati teks dan jaring-jaring makanan berikut untuk menjawab soal
nomor 17 dan 18!
Di
ekosistem sawah terdapat beberapa jenis makhluk hidup, yaitu padi, walang
sangit, belalang, kadal, tikus, katak, burung pipit, ular, dan burung
alap-alap. Beberapa makhluk hidup tersebut membentuk jaring-jaring makanan
seperti di samping.
Tikus
merupakan hama utama di ekosistem tersebut. Oleh karena itu, petani memberantas
tikus menggunakan rodentisida. Tindakan tersebut memicu kepunahan tikus.
17.
Berdasarkan
kasus tersebut, manakah rantai makanan yang mungkin terbentuk setelah hilangnya
tiku ekosistem sawah? Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar lebih dari
satu.
Padi ular
→ burung alap-alap.
Padi
burung pipit → ular → burung alap-alap.
Padi
belalang → ular → burung alap-alap.
Padi →
belalang → kadal→ ular burung alap-alap.
Padi
walang sangit → ular → burung alap-alap.
18.
Jenis
interaksi yang terjadi di ekosistem tersebut adalah…
A.
interaksi
antara katak dan belalang termasuk predasi
B.
interaksi
antara burung alap-alap dan burung pipit termasuk kompetisi
C.
interaksi
antara burung alap-alap dan ular termasuk simbiosis parasitisme
D.
interaksi
antara tikus dan burung pipit termasuk simbiosis komensalisme
E.
interaksi
antara padi dan belalang termasuk simbiosis mutualisme
19.
Di suatu
ekosistem sawah hidup berbagai makhluk hidup yang membentuk sebuah
jaring-jaring makanan yang kompleks. Padi merupakan produsen utama yang menjadi
sumber makanan bagi konsumen primer, seperti belalang dan berbagai jenis
serangga herbivor lainnya. Konsumen sekunder, seperti burung pemakan serangga,
laba-laba, dan katak bergantung pada kelimpahan konsumen primer ini. Namun,
akibat penggunaan pestisida berlebihan oleh manusia, populasi belalang dan
serangga herbivor lainnya menurun drastis. Kondisi ini memicu perubahan besar
dalam jaring-jaring makanan. Dengan berkurangnya konsumen primer, konsumen
sekunder mulai kekurangan sumber makanan. Populasi burung pemakan serangga,
laba laba, dan katak menurun karena kelaparan, sementara produsen justru
melimpah karena tidak dimakan oleh konsumen primer dalam jumlah wajar.
Berdasarkan kasus tersebut, manakah pernyataan yang tepat mengenai dampak
perubahan populasi pada satu tingkat trofik terhadap keseluruhan struktur
piramida makanan? Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar lebih dari satu.
Adanya
peningkatan populasi konsumen puncak yang memperkuat stabilitas piramida karena
terjadi peningkatan populasi produsen untuk menopang puncak rantai makanan.
Perubahan
populasi pada salah satu tingkat trofik tidak memengaruhi keberlanjutan
piramida energi dan efisiensi transfer energi keseluruhan.
Berkurangnya
konsumen primer menyebabkan piramida jumlah menjadi menyempit di tengah yang
menggambarkan hilangnya satu tingkat fungsional.
Hilangnya
konsumen primer membuat aliran energi menjadi lebih efisien karena konsumen
sekunder dapat mengonsumsi produsen secara langsung.
Hilangnya
konsumen primer menyebabkan distribusi energi menjadi tidak proporsional karena
terjadi penumpukan energi di tingkat produsen.
20.
Di wilayah
dataran rendah X, suhu rata-rata meningkat drastis dalam beberapa dekade
terakhir akibat perubahan iklim global. Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah
ini mengalami peningkatan kejadian badai lokal dan hujan ekstrem yang merusak
lahan pertanian serta infrastruktur. Kasus di wilayah dataran rendah X
menunjukkan bahwa suhu tinggi dapat memicu rantai peristiwa yang berdampak
besar terhadap siklus air dan kestabilan lingkungan suatu daerah. Berdasarkan
informasi tersebut, tentukan Benar atau Salah untuk setiap
pernyataan berikut yang menggambarkan keterkaitan antarproses yang memengaruhi
kelangsungan daur air!
|
Pernyataan
|
Benar
|
Salah
|
|
Proses
evaporasi dan transpirasi mengalami peningkatan akibat suhu tinggi dan
menghasilkan lebih banyak uap air sehingga memicu terjadinya presipitasi
ekstrem.
|
|
|
|
Laju
evaporasi meningkat, tetapi laju transpirasi menurun karena suhu tinggi
menghambat pelepasan uap air dari tumbuhan
|
|
|
|
Laju
evaporasi dan transpirasi mengalami penurunan akibat suhu tinggi sehingga
menyebabkan terjadinya kondensasi ekstrem.
|
|
|
Cermati
teks berikut untuk menjawab soal nomor 21 dan 22!
Keberlangsungan
Kehidupan dalam Ekosistem Gua
Ekosistem
gua merupakan sistem ekologis unik yang terbentuk dalam kondisi lingkungan
ekstrem dengan cahaya yang sangat terbatas, kelembapan tinggi, dan fluktuasi
suhu yang rendah. Dalam ekosistem gua, sumber energi utama bukan berasal dari
cahaya matahari, melainkan materi organik dari permukaan, seperti sisa tumbuhan
atau bangkai yang terbawa aliran air. Selain itu, kotoran (guano) dari
kelelawar yang menetap sementara di dalam gua juga menyediakan materi organik
yang melimpah dan berperan penting sebagai sumber energi utama bagi ekosistem
gua. Serangga detritivor, seperti Collembola, Isopoda, dan Amphipoda berperan
dalam menghancurkan dan mengonsumsi bahan organik kasar tersebut, mengubahnya
menjadi partikel-partikel kecil yang lebih mudah diuraikan oleh organisme
pengurai, seperti bakteri dan jamur. Proses dekomposisi tersebut memecah
senyawa kompleks menjadi nutrien sederhana yang dapat diserap kembali oleh
lingkungan dan digunakan oleh organisme lain. Aktivitas penguraian ini sangat
penting dalam menjaga ketersediaan nutrien di dalam ekosistem gua yang miskin
energi
Dalam
kondisi yang sangat terbatas, berbagai organisme gua saling berinteraksi untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Misalnya laba-laba gua, pseudoskorpion,
dan kumbang karnivor aktif memburu serangga-serangga detritivor sehingga
memungkinkan terjadinya perpindahan energi dari tingkat trofik rendah ke
tingkat trofik yang lebih tinggi. Beberapa Vertebrata gua, seperti salamander
gua dan ikan gua menduduki puncak tingkat trofik dengan memangsa berbagai
Invertebrata gua, termasuk predator tingkat menengah (laba-laba gua,
pseudoskorpion, dan kumbang karnivor). Serangga detritivor juga dapat menjadi
mangsa bagi larva ikan gua. Oleh karena keterbatasan energi dalam ekosistem
gua, organisme gua beradaptasi dengan mengurangi frekuensi makan dan hanya
mengonsumsi makanan dalam jumlah kecil. Selain itu, organisme gua umumnya
memiliki laju metabolisme lambat untuk menghemat energi yang memungkinkan
organisme tersebut bertahan hidup lebih lama meskipun pasokan makanan sangat
terbatas
Sumber:
Romero, A. (2009). Cave Biology: Life in Darkness
21.
Dalam
ekosistem gua, kelelawar umumnya merupakan organisme trogloksen, yaitu
organisme yang hanya memanfaatkan gua untuk berlindung dan tidur, tetapi
mencari makan di lingkungan luar gua. Namun, perubahan lingkungan di luar gua menyebabkan
banyak populasi serangga menurun drastis. Kondisi ini memaksa kelelawar
insektivor mengembangkan strategi makan baru dengan berburu Invertebrata gua
berukuran besar, seperti laba-laba gua, pseudoskorpion, dan kumbang karnivor.
Apabila frekuensi makan kelelawar lebih besar daripada frekuensi makan predator
alami Invertebrata tersebut, dampak apakah yang mungkin terjadi di ekosistem
gua? Pilihlah jawaban yang benar! Jawaban benar lebih dari satu.
Keseimbangan
proses dekomposisi terganggu karena konsumsi bahan organik menjadi tidak
terkendali
Predator
bagi serangga detritivor mengalami peningkatan populasi.
Ledakan
populasi Collembola yang tidak terkendali.
Penurunan
populasi salamander gua.
Siklus
hidup ikan-ikan gua terganggu.
22.
Enzim
transpeptidase mengatalis pembentukan dinding sel bakteri. Antibiotik penisilin
merupakan inhibitor kompetitif enzim tersebut. Bagaimana cara kerja antibiotik
tersebut dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri yang menginfeksi
tubuh?
A.
Penisilin
berikatan dengan sisi alosterik enzim transpeptidase, mengubah bentuk sisi
aktifnya sehingga substrat tidak dapat berikatan dan pembentukan dinding sel
bakteri terhambat.
B.
Penisilin
berikatan dengan sisi aktif enzim transpeptidase, mengubah bentuk sisi
alosteriknya sehingga substrat tidak dapat berikatan dan pembentukan dinding
sel bakteri terhambat.
C.
Penisilin
berikatan dengan sisi aktif enzim transpeptidase, menghalangi pengikatan
substrat enzim tersebut sehingga proses pembentukan dinding sel bakteri
terhambat.
D.
Penisilin
menyebabkan perubahan bentuk enzim transpeptidase sehingga substrat tidak dapat
berikatan dan pembentukan dinding sel bakteri terhambat.
E.
Penisilin
menyebabkan enzim transpeptidase menjadi tidak aktif sehingga proses katalis
dalam pembentukan dinding sel bakteri tidak dapat berlangsung.
23.
Reaksi
kimia manakah yang menunjukkan proses anabolisme? Pilihlah jawaban yang benar!
Jawaban benar lebih dari satu.
Glukosa →
2 Asam laktat + 2ATP
6CO2 + 6H2O C6H12O6
+ O6
Glukosa +
ATP + UTP → Glikogen + ADP + UDP + PPi
Asam
palmitat + 230, → 16CO₂ + 16H₂O + 129ATP
Asetil-KoA
+ NADPH + ATP → Asam lemak + KOA + NADP+ + ADP + Pi
24.
Perhatikan skema yang menunjukkan proses katabolisme karbohidrat
di samping!
Proses
yang terjadi pada bagian P dan Q beserta zat-zat yang dihasilkan secara
berurutan adalah…
A.
glikolisis
yang menghasilkan molekul NADH dan dekarboksilasi oksidatif yang menghasilkan
asetil Ko-A
B.
dekarboksilasi
oksidatif yang menghasilkan asetil Ko-A dan siklus Krebs yang menghasilkan CO2
C.
glikolisis
yang menghasilkan asam piruvat dan transpor elektron yang menghasilkan ATP
D.
siklus
Krebs yang menghasilkan CO2 dan transpor elektron yang menghasilkan
ATP
E.
glikolisis
yang menghasilkan asam piruvat dan siklus Krebs yang menghasilkan ATP
25.
Seorang
peserta didik melakukan percobaan respirasi menggunakan dua tabung reaksi yang
diisi laruta glukosa dan ragi. Tabung A dibiarkan terbuka (ada O₂), sedangkan
tabung B ditutup rapat dan diberi lapisa minyak di atasnya (tanpa O₂). Kedua
tabung tersebut dibiarkan selama 24 jam. Hasil percobaan yam diperoleh sebagai
berikut.
|
PARAMETER
|
TABUNG
A
|
TABUNG
B
|
|
Gas
CO2 yang dihasilkan
|
Banyak
|
Sedikit
|
|
PH
akhir larutan
|
4,5
|
6,0
|
|
Energi
yang dilepaskan
|
Tinggi
|
Rendah
|
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, kesimpulan yang tepat adalah...
A.
Tabung A
memiliki pH asam karena tidak terjadi pembentukan asam karbonat
B.
Tabung B
memiliki pH asam karena terjadi peningkatan konsentrasi ATP yang dihasilkar
C.
Tabung A
menghasilkan lebih banyak gas CO2 karena proses fermentasi berlangsung
optimal
D.
Tabung B
menghasilkan lebih sedikit gas CO2 karena tidak terjadi proses
fermentasi.
E. Tabung A menghasilkan lebih banyak energi karena berlangsung
respirasi aerob.
KUNCI
JAWABAN
1.
C
2.
1,2
3.
Y,T,T
4.
2,4,5
5.
D
6.
1,2,3,4
7.
B
8.
C
9.
J,G,G
10.
2,4,5
11.
C
12.
TDK,TDK,TPT
13.
T,Y,T
14.
C
15.
S,B,S
16.
3,4
17.
2,4
18.
A
19.
3,5
20.
B,S,S
21.
1,3,4,5
22.
C
23.
2,3,5
24.
C
25.
E